RIKA WIDJONO
  • HOME
  • PO Kitab Ilmu Seri Anak
  • BLOG
    • Kehamilan & Persalinan
    • Pengasuhan & Keluarga
    • BerOpini
    • Review
  • Tentang Saya
  • PELAYANAN PRE & POSTNATAL
    • Pendampingan Persalinan (Doula)
    • Prenatal Yoga
    • KELAS Prenatal AMANI Birth
    • Hypnobirthing
    • Dokumentasi Persalinan
  • Kontak
  • LAPAK

learning motherhood


Seni bernarasi: prinsip dan cara

6/16/2020

0 Comments

 
PictureSumber: Know & Tell by Karen Glass, 2018
Berikut ini adalah hasil rangkuman saya mengikuti Workshop Seni Bernarasi dengan narasumber Mbak Ayu Primadini. Tulisan ini merupakan lanjutan dari tulisan sebelumnya yang membahas tentang konsep bernarasi.

Prinsip Narasi
  1. Gunakan buku atau karya terbaik, karena untuk membentuk karakter, anak anak butuh ide yang hidup dari buku terbaik. 
  2. Bacakan hanya sekali, karena salah satu tujuan narasi adalah membangun kebiasaan melatih fokus. Membangun habit of attention. Narasi belajar untuk menyimak dengan seksama, melatih kebiasaan berbicara dengan susunan kalimat yang mudah dimengerti. Harus dibiasakanNarasi juga membangun habit of thinking, membuat kita berimajinasi. Ketika pemikiran aktif, maka otak bereaksi.  
  3. Jangan interupsi, jangan memberi petunjuk, jangan memberi pertanyaan komperehensif (bertanya ulang tentang detail informasi).Ketika diinterupsi, anak anak mungkin bisa mengungkapkan lebih banyak, tapi kita tidak membantu dia untuk melatih habit of thinking. Untuk bisa melatihnya, terima saja apa jenis narasinya. Kalau anak ditanya pertanyaan komperehensif, maka dalam benaknya juga terbentuk pola berpikir apa yang penting dalam proses narasi ini, yaitu menghafalkan detail informasi
  4. Percaya pada anak, bahwa children are born person. Kalau dalam istilah EP dan FBE, sebutannya adalah ‘fitrah’. Anak punya kapasitas mengunyah ilmu. Untuk menjadi hasil kunyahan yang bermanfaat bagi dirinya tentu  hal ini  butuh proses, proses yang unik dengan cara dan pace masing masing anak sehingga tidak bisa dibandingkan dengan anak yang lain. 
Memulai Narasi
  1. Start small, sesuai kemampuan anak, seberapa lama dia bisa fokus. Jika anak masih susah duduk diam, artinya belum bisa narasi terlalu lama. Kita bisa mulai dari 1 paragraf saja misalnya.
  2. Tunjukkan caranya. Kita bisa memberikan contoh bagaimana melakukan narasi.
  3. Ketika menunjukkan contoh, kita bisa mencoba menunjukkan narasi yang salah, untuk memancing mereka mengkoreksi
  4. Lakukan variasi aktivitas, misalnya denga narration jar. (boleh googling ya apa itu narration jar)

Narasi juga bisa dilakukan dengan tertulis, sesuai dengan perkembangan anak. Kita bisa menggunakan panduan di bawah agar menjalankan narasi dengan tahapan yang benar.
​
Memulai narasi tertulis
  • Bernarasi secara tertulis berbeda dengan lisan, maka butuh waktu membiasakan diri
  • Jangan dikoreksi
  • Minta mereka membacakan
  • Abaikan dahulu ejaan dan tata bahasa
Mengasah kemampuan menulis
  • Bahas satu aturan tata bahasa dalam satu waktu
  • Minta mereka koreksi sendiri
  • Minta membacakan
  • Dukung untuk menulis lebih banyak
  • Minta buat tulisan kreatif, misal dalam bentuk cerpen

Demikian rangkuman workshop Seni Bernarasi. Jangan keburu merasa overwhelming  ya. Untuk mengajarkan anak piawai bernarasi, maka kita pun sebagai orang tua/fasilitator memahami dan menginternalisasikan prinsipnya dulu pada diri sendiri. ​Let's do this! Start small!



0 Comments



Leave a Reply.

    PENULIS

    Rika Widjono
    ​Mother of two

    ARSIP

    July 2020
    June 2020
    May 2020
    April 2020
    May 2019
    October 2017

    KATEGORI

    All
    Belajar Islam
    Parenting

    RSS Feed

Powered by Create your own unique website with customizable templates.
  • HOME
  • PO Kitab Ilmu Seri Anak
  • BLOG
    • Kehamilan & Persalinan
    • Pengasuhan & Keluarga
    • BerOpini
    • Review
  • Tentang Saya
  • PELAYANAN PRE & POSTNATAL
    • Pendampingan Persalinan (Doula)
    • Prenatal Yoga
    • KELAS Prenatal AMANI Birth
    • Hypnobirthing
    • Dokumentasi Persalinan
  • Kontak
  • LAPAK