RIKA WIDJONO
  • HOME
  • BLOG
    • Kehamilan & Persalinan
    • Pengasuhan & Keluarga
    • BerOpini
  • Tentang Saya
  • PELAYANAN PRE & POSTNATAL
    • Pendampingan Persalinan (Doula)
    • Prenatal Yoga
    • KELAS Prenatal AMANI Birth
    • Hypnobirthing
    • Dokumentasi Persalinan
  • Kontak
  • LAPAK

preparing the beginning of life

afirmasi program hamil  alias promil (hypnofertility)

1/5/2021

0 Comments

 
Picture
Beberapa lama setelah mengunggah audio relaksasi kehamilan yang responnya masyaaAllah luar biasa, ada cukup banyak yang request untuk dibuatkan audio untuk promil. Sebelum menyusun script, saya melakukan riset kecil kecilan mengenai kondisi dan kebutuhan orang tua yang menanti momongan, lebih khususnya aspek emosi/mental.

Saya mempercayai bahwa tubuh adalah salah satu elemen tak terpisahkan dengan pikiran. Kesehatan adalah hal yang holistik. Tentu kita perlu mempercayakan urusan fisik pada ahlinya. Jadi kalau Anda merasa memiliki gangguan yang sifatnya fisik yang mempengaruhi fertilitas (baik itu perempuan maupun laki laki), maka konsultasi ke dokter adalah jalan ikhtiar yang menurut saya cukup dapat dipercaya.

Sementara itu, Anda perlu pula menggali aspek mental spiritual. Menurut berbagai kamus, fertility (kesuburan) memiliki definisi : kemampuan untuk memulai, memelihara, dan mendukung proses reproduksi. Dari definisi ini saja, kita tidak bisa menyimpulkan bahwa subur (fertil) adalah jaminan bisa memiliki keturunan lho. Saya percaya bahwa secara fitrah, perempuan memang diciptakan untuk sehat, bisa hamil dan melahirkan, namun bisa saja banyak faktor yang bisa menganggu kesehatan holistik tersebut. Maka, keseimbangan sehat fisik dan mental adalah aspek yang penting dalam reproduksi. Walaupun mendiagnosis kondisi kesehatan hingga terapi secara medis yang terukur bisa diusahakan, namun kenyataannya masih banyak pula aspek yang belum diketahui secara terukur yang menjadi penyebab infertilitas. Nyatanya, program program kehamilan yang harganya pun tidak murah, angka keberhasilannya pun tidak lebih dari 50%, sementara banyak pula cerita pasangan pasangan yang menikah sudah begitu lama, justru akhirnya hamil saat sedang tidak melakukan program.

Masalah yang sebenarnya muncul adalah ketika orang tua menjadikan ‘punya anak’ sebagai tujuan. Padahal, memiliki anak atau tidak adalah hal yang kita manusia tidak bisa kontrol. Saya setuju dengan ungkapan Sjanie Hugo (yang menulis “The Fertile Baby Method”) “memiliki anak” bukanlah goal atau tujuan yang sehat, karena tidak dapat terukur upaya untuk mencapainya. Yang lebih bisa terukur untuk dicapai adalah mengusahakan memperbaiki kesehatan fisik dan psikis. Ketika tubuh dan pikiran sehat, maka sangat logis fungsi fisiologis tubuh termasuk reproduksi juga akan menjadi normal.

Kalau “punya anak” jangan dijadikan goal, lalu apa dong? Sjanie Hugo  mengatakan bahwa menjadikan “punya anak” sebagai tujuan utama justru bisa kontraproduktif, menyebabkan stress, kecemasan, kekecewaan dan potensi gagal. Penting untuk memisahkan tujuan dan intensi. Tapi, kalau dijadikan intensi, boleh boleh saja. Apa bedanya?

Intensi adalah harapan atau doa yang penuh keyakinan. Kita bebas mau berdoa apa saja. Kita bebas misalnya memohon sepenuh hati agar Allah mengaruniai mobil Tesla, walaupun gaji saat ini tidak memungkinkan. Tapi kita semua paham bahwa doa bukanlah sesuatu yang dalam kendali kita untuk mewujudkannya. Doa bukan berarti ‘ngatur ngatur Allah’. Maka, “bisa hamil dan memiliki anak soleh untuk menjadi khalifah yang amanah” boleh kita jadikan intensi. Namun goal (tujuan) adalah sesuatu yang lain. Goal adalah sesuatu yang bisa terukur cara cara untuk mencapainya, yang secara hukum sebab akibat kita bisa ukur keberhasilannya. Nah, yang realistis dan bisa diukur adalah upaya upaya untuk memperbaiki kondisi fisik dan psikis. Dalam konteks ibadah, kita bisa menjadikan upaya menuju goal ini menjadi ‘bahan proposal/doa’ pada Allah. Kita bisa bilang, “Ya Allah, hamba sudah menggenapi tugas hamba untuk menjaga tubuh ini, menjaga pikiran ini, memantaskan diri dan meluruskan niat.
​
Nah, penting bagi Ibu untuk memahami ini sebelum mendengar audio relaksasi untuk promil. Audio ini mudah mudahan bisa menjadi penguat intensi Anda untuk menjadi orang tua. Oh iya, audio ini bukan merupakan terapi hipnosis ya, melainkan relaksasi singkat saja. Silakan jadikan pelengkap bersamaan dengan konsultasi ke dokter dan juga terapi emosi.psikologis dengan ahlinya.  Bismillaah, semangat lillahi ta’ala yaa! Selamat mendengarkan. 

0 Comments

Bullet Journal Kehamilan

6/17/2020

0 Comments

 
Picture
​Ketika saya sedang mencari cara baru untuk mengatur diri sendiri dan segala kekacauan otak melalui bullet journal, saya langsung terpikir bahwa cara ini juga akan bermanfaat banget untuk kehamilan.
Yang menarik dari bullet journal adalah, kreasi tanpa batas, dan peruntukan tanpa batas.

Jurnal bisa berisi catatan perkembangan janin dari minggu ke minggu, atau bulan ke bulan, hingga pencatatan kebiasaan yang ingin dicapai dalam kehamilan. Jadi, tidak akan terjadi lagi Ibu terlewat ikut kelas atau memantau ilmu di live IG yang begitu bertebaran di era ini. Tidak terlewat lagi jadwal untuk lari, yoga, mempelajari topik tertentu sebagai suplai ide membuat birth plan, dan lain sebagainya. Pemberdayaan diri Ibu pun bisa terlaksana dengan lebih optimal.
Menjurnal juga bisa jadi sarana self healing lho. Bumil coba deh tuangkan perasaan, termasuk galau sedih dan marah yang sedang hadir. Akui perasaan yang hadir melalui tulisan sangat membantu melepaskan rasa tidak nyaman tersebut sehingga tidak ‘mampet’ di dalam pikiran Ibu. It’s okay to feel uncomfortable lho! Tuangkan juga apa hal yang membuat bahagia pada hari ini, sehingga kita juga bisa selalu memiliki hal untuk disyukuri.
​
Kalau kita bukan orang yang artsy, ngga perlu terlalu terintimidasi sama penampakan cantik cantik dari contoh bullet journal di internet ya! Awalnya saya juga sempat terlalu pusing membuat cantik jurnal saya. Tapi akhirnya ‘berdamai’ dengan diri sendiri yang tidak terlalu hobi eksplorasi dengan keindahan, yang akhirnya layoutnya dan warnanya begitu begitu saja setiap bulan and I am  happy with that.

Inspirasi Bullet Journal

0 Comments

transisi ibu pada masa pasca persalinan

2/2/2020

0 Comments

 
PictureGambar dibuat untuk Ceritalahir
Masa postpartum adalah periode transisi di mana Ibu harus merawat diri dan/atau mendapatkan dukungan perawatan, agar pemulihan dapat berlangsung dengan baik dan tubuh Ibu dapat kembali pada waktu yang wajar. Waktu yang wajar untuk pemulihan adalah sebagaimana gambar di atas:  Proses penyembuhan dan pemulihan organ genital 6 minggu - 2 bulan; Luka pada operasi SC: sekitar 10 minggu (3 bulan); Hormon relaksin kembali ke kadar normal 5 bulan; Otot perut, normalnya paling cepat 6 minggu; dan hormon oksitosin: setelah selesai menyusui.
​
Itulah sebabnya, Ibu pasca bersalin perlu perlakuan khusus dan tetap menjaga dirinya secara fisik maupun mental, misalnya dengan tetap manjaga asupan nutrisi yang memadai, dan aktivitas fisik yang tidak begitu saja dianggap bisa melakukan hal hal yang normal. Karena fisik dan mental Ibu bisa jadi masih dalam transisi, maka masa ini masih disebut sebagai ‘sekuel’ kehamilan, yaitu trimester keempat.

Nah, siapa nih yang udah ngga sabaran banget pengen kembali seperti dahulu kala, rajin zumba, bikram, lari, muay thai, dan sebagainya? Ibu postnatal memang perlu banget untuk tetap berolahraga, tapi jangan lupa bahwa tubuh Ibu masih butuh pemulihan bahkan hingga selesai masa menyusui. Buru buru ingin olahraga berat bisa menimbulkan mudharat di kemudian hari. Jadi, lakukan olahraga dimulai dari yang ringan seperti latihan kegel dan otot perut dengan cara yang aman. Pastikan instruktur olaharga Ibu paham mengenai transisi ini ya.

0 Comments

Birth QUOTE #1

5/23/2019

0 Comments

 
Picture
Cara menikmati hidup adalah dengan optimis memikirkan hidup yang baik, sehat, dan bahagia. Tentu di muka bumi ini ada orang orang yang sakit dan menderita, tapi kita tidak berharap menginternalisasikan kesakitan itu dalam diri kita bukan?
.
Bayangkan betapa hidup begitu tertekan apabila kita berpikir bila jalan jalan di luar rumah akan tertabrak mobil, terkena peluru nyasar, atau bermain flying fox namun berpikir akan terjatuh. 

Percaya dan yakinlah bahwa kehamilan dan persalinan adalah seperti hidup, kebanyakan berisi hal yang membahagiakan dan penuh harapan baik. Kebanyakan akan baik baik saja. Kebanyakan bisa berjalan sesuai fitrahnya. Tugas kita adalah melengkapi diri dengan ilmu yang mencukupi agar tetap sehat.


Terima dan akui segala kecemasan yang hadir akibat cerita saudara, cerita tetangga, dan pengalaman yang dibaca di sosmed. Izinkan perasaan itu hadir dan izinkan perasaan itu pergi, terganti dengan prasangka baik pada Allah.

0 Comments

Fleksibilitas pada kehamilan

10/4/2018

0 Comments

 
Picture
Ibu hamil perlu fleksibel lho! Tentu bukan berarti ada patokan tertentu yang harus diraih, tidak harus bertarget bisa selentur atlet gymnastic kok. Latihanlah untuk menjadi lebih fleksibel dari sebelumnya dengan diri sendiri menjadi benchmark. ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

Ibu yang memiliki fleksibilitas yang cukup baik, memiliki 'range of motion' yang luas. Artinya, pada saat persalinan ibu tersebut punya banyak sekali pilihan posisi yang bisa dicoba. ㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

Kalau memperhatikan persalinan Ibu yang tidak didikte posisinya, 
secara insting ibu akan mencoba berbagai macam gerakan sebagai upaya pengelolaan nyeri. Nah, dengan banyaknya opsi gerakan dalam referensinya, semakin banyak yang bisa ia coba, semakin besar probabilitas seorang ibu bisa menemukan posisi, gerakan, baik statis maupun dinamis, untuk mengelola rasa kontraksinya. ㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

Pun untuk posisi 'konvensional' di rumah sakit (telentang), fleksibilitas panggul juga sangat diperlukan, karena nakes pasti akan meminta ibu untuk membuka area panggul lebih lebar lagi. Semakin lebar ibu bisa membuka, semakin mudah pula bagi nakes untuk menangani persalinannya. Kemudahan ibu untuk membuka area panggul juga akan berhubungan dengan output energinya. Ibu yang kaku akan lebih butuh energi besar unyuk mencapai posisi persalinan yang diharapkan, sehingga lebih cepat lelah dan kehabisan energi. ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Sebelum memulai, mohon perhatikan bahwa hormon relaksin pada ibu hamil meningkat, membuat persendian lebih lemas namun akan lebih rawan cidera. Maka jangan paksakan diri untuk mencapai pose maksimal ya, Ibu. Explore and do once step at a time. ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

So, let's get stretched, Moms! ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
#prenatalyoga #yogaprenatal #senamhamil#persiapanpersalinan #maternityyoga#prenatalclass #igyogaindonesia#igyogacommunity #yogaindonesia#yogaforgentlebirth #gentlebirthyoga -

0 Comments

Fitrah Nyeri dalam Persalinan

10/4/2018

0 Comments

 
Picture
ditulis oleh Rika Widjono untuk  Cerita Lahir
​
Ibu, mari sadari bahwa nyeri dan stress pada level tertentu adalah wajar, normal, dan bahkan diperlukan untuk menjadikan proses alami berjalan tetap pada jalurnya.
.
Tingkat stress wajar yang diakibatkan oleh nyerilah yang menuntunmu, bahkan memaksamu untuk menarik nafas lebih panjang, melindungi bayimu dari kekurangan oksigen.
.
Apabila pikiran bawah sadarmu tidak didominasi oleh pencitraan bahwa ‘bersalin adalah telentang’ maka nyeri ini lah yang niscaya menuntunmu untuk bolak balik mengubah posisi dengan maksud mencari mana posisi yang lebih nyaman. Umumnya, posisi posisi pilihanmu untuk menyamankan diri inilah yang juga membantu kemajuan persalinan atau menggeser bayi ke posisi yang tepat sebelum dilahirkan.
.
Nyeri jugalah yang berperan dalam memanggil oksitosin kembali, agar gelombang rahim kembali hadir untuk membantu bayimu keluar.
.

Dan, nyerilah yang menjadi jalan penggugur dosa, sebagaimana pohon menggugurkan daun daunnya (sebagaimana tercantum dalam Al Hadist).
. 
Maka sambutlah fitrah rasa ini dengan rileks diiringi ucapan.. Alhamdulillah.
.
.
#painmanagement #manajemennyeri#labourpain #pengelolaannyeri#mindfulbirth

0 Comments

​Melahirkan tanpa Rasa Sakit. Emang Bisa?

11/28/2017

0 Comments

 
Picture
Sebuah artikel populer membahas tentang betapa sakitnya melahirkan. Artikel yang lain membahas tentang cara melahirkan tanpa rasa sakit. Gimana sih sebenarnya tentang rasa sakit ini?

Yuk sedikit main analogi. Coba Anda tanya sekelompok anak usia sekitar 5 tahun, mengenai apa yang mereka rasakan saat disuntik. Barangkali ada sekelompok anak yang langsung bergidik dan teriak “sakit bangeeeettt”, tapi ternyata ada sekelompok anak yang bilang “ngga sakit lho! beneran” dengan bangganya. Jadi disuntik itu sebenarnya, sakit atau tidak sih? Apakah sekelompok anak yang berkata tidak sakit adalah anak yang berbohong?

Sudah menjadi fitrah, apabila terjadi proses yang bukan ‘business as usual’ dalam tubuh, maka akan ada sinyal pesan yang disampaikan ke otak. Pesan ini bermanfaat agar pemilik tubuh dapat memilih respon dan menentukan apakah situasi ini berbahaya atau tidak. Maka, sudah menjadi hukum alam, jika kulit ditusuk dengan jarum, maka ada pesan yang akan disampaikan ke otak, bahwa sesuatu sedang terjadi. Pesan ini diketahui dengan adanya sensasi dalam panca indera. Mari kita sebut sensasi (yang belum diberi nama) ini dalam skala 1-10. Sebenarnya, kisaran skala dari sebuah kejadian yang sama tidak akan jauh berbeda. Contohnya, sensasi kulit ditusuk jarum ada di skala 4-5.

Kembali ke terminologi sakit.
Menurut The International Association for the Study of Pain, sakit adalah sensasi tidak menyenangkan dan pengalaman emosional yang terkait kerusakan jaringan, atau sesuatu yang berpotensi untuk merusak jaringan, atau sesuai deskripsi dari kejadian yang bersangkuatan.
Sakit menurut KBBI  berasa tidak nyaman di tubuh atau bagian tubuh karena menderita sesuatu (demam, sakit perut, dan sebagainya)
Nyeri, menurut KBBI   adalah rasa yang menimbulkan penderitaan

Dari berbagai macam versi pengertian sakit, kita bisa lihat bahwa seluruh makna ini sifatnya subyektif, merupakan persepsi atau cara pandang. Maka, bisa jadi sensasi skala 4-5 bagi satu orang disebut sebagai sakit, namun bagi orang yang lain disebut tidak sakit. Walaupun mengalami skala sensasi yang sama, namun bisa saja satu pihak merasa trauma dan takut mengalaminya lagi, namun pihak lain merasa sensasi tersebut tidak menimbulkan masalah buatnya, dan dia tidak takut mengalaminya lagi. Karena sakit merupakan persepsi, maka sebuah momen persalinan, bisa sakit, bisa juga tidak.

Dalam persalinan, upaya untuk memanipulasi atau menggeser persepsi terhadap sensasi kontraksi inilah yang disebut sebagai pengelolaan nyeri. Cara pengelolaan nyeri ini ada yang perlu dipraktekkan langsung pada hari H dengan latihan latihan jauh hari sebelumnya, maupun dilakukan sesegera mungkin ketika kita sadar bahwa kita perlu menyetel ulang persepsi terhadap nyeri persalinan.

Yang perlu dilakukan jauh sebelum proses persalinan adalah mempelajari fisiologi persalinan dan memahami bahwa sensasi tidak nyaman mungkin akan muncul sebagai akibat tubuh kita berfungsi dengan normal, dan hal tersebut adalah indikasi baik. Kedua, bagi muslim, adalah dengan menyadari bahwa sakit adalah sebuah jalan penggugur dosa, maka jikapun persepsi yang muncul pada hari H adalah sakit (yang mana belum tentu sakit), maka kita bisa menjalaninya dengan syukur dan bahagia karena dosa dosa yang berguguran.

Selanjutnya, adalah berbagai macam teknik mulai dari teknik nafas, relaksasi, bantuan visualisasi, gerakan fisik tertentu baik yang dibantu maupun tidak, dan lain lain. Inilah mengapa Anda juga bisa banyak temukan video persalinan yang sang ibu hanya bersantai, tersenyum, tertawa atau mungkin yang terlihat merasakan sakit namun mampu mengelola dengan baik sehingga tetap santai dan rileks. Bahkan pada kondisi tertentu yang sangat meditatif (khusyu’) Anda bisa saja tidak merasakan persepsi sakit sama sekali (zero pain). Tentu saja, zero pain ini adalah bonus ya, tidak perlu menjadikannya sebagai target. Kalau ternyata persepsi Anda masih sakit, kembalikan saja lagi pada syukur atas dosa yang berguguran, dan pada pemahaman dasar bahwa tubuhnya bekerja dengan baik.

Apabila kita menguasai teknik pengelolaan nyeri dan mengubah sudut pandang, bisa saja seorang ibu berkata “Melahirkan itu ngga sakit kok” karena memang itulah yang dia rasakan, sebagaimana anak kecil dengan berani menyemangati teman sebayanya dan berkata “disuntik itu ngga sakit kok”.

0 Comments

ada yang 'aneh aneh' ngga di kelas prenatal yoga?

10/4/2017

0 Comments

 
Picture
Sebagian dari Anda mungkin ada yang masih ragu untuk mengikuti yoga kehamilan karena khawatir kegiatan yang dilakukan didalamnya tidak sesuai dengan harapan atau memenuhi batasan Anda. Berikut ini kami jabarkan mengenai aktivitas yang dilakukan dalam kelas kami (tidak selalu berurutan dan tidak selalu ada, tergantung tema dan suasana yang dibangun

1. Olah pernafasan
Olah nafas adalah bagian yang sangat penting pada prenatal yoga, dilakukan dalam posisi diam (bisa duduk, bisa berdiri). Latihan nafas bisa membantu Anda mempebesar kapasitas nafas normal paru sehingga nafas semakin dalam. Beberapa teknik nafas juga bisa membantu proses mengejan saat persalinan.

2. Latihan Kardio
Yaitu olah fisik yang melibatkan beberapa pose yang dilakukan mengalir, mulai dari berdiri hingga posisi ‘melantai’ lalu berdiri lagi. Latihan ini memiliki manfaat meningkatkan aktivitas jantung sehingga peredaran darah meningkat.

3. Latihan fokus pada keseimbangan (balancing), penguatan tubuh (strengthening), dan kelenturan (flexibility exercise).

4. Latihan fokus pada stimulasi meridian tubuh atau myofascia (selubung otot) di daerah tertentu.
Sebenarnya, seluruh gerakan peregangan dapat menstimulasi meridian tertentu pada tubuh. Meridian adalah jalur energi yang berhubungan dengan sistem organ menurut Traditional Chinese Medicine (TCM). Secara umum, stimulasi ini bertujuan supaya seluruh sistem organ tubuh menjadi sehat sehingga Anda dapat menjalani kehamilan yang fit dan kerja sistem organ yang terkait dengan persalinan menjadi baik.

5. Guided Relaxation (Relaksasi dipandu). Panduan dalam relaksasi tergantung tema, namu secara umum adalah panduan bagi peserta untuk kembali fokus ke masa kini dan sekarang, mengajak untuk merasakan sensasi tubuh  dan perasaan. Instruktur akan memandu peserta untuk menerima kondisi yang ada dan merasakan segala perasaan dan sensasi masa kini. Tujuannya adalah supaya peserta berlatih untuk menjadi peka terhadap diri sendiri, terhadap alarm kebutuhan tubuh, dan meningkatkan bonding dengan janin (karena berlatih untuk lebih sensitif). Kepekaan ini sangat dibutuhkan dalam menjalani kehamilan dan persalinan. Selain itu, panduan ini juga membantu peserta untuk lebih tenang dan terhindar dari pikiran yang berisik (stress, terlalu memikirkan masa depan atau masa lalu, memikirkan deadline dan kesibukan) yang biasanya menyebabkan kita abai terhadap sinyal kesehatan yang disampaikan oleh tubuh.

6. Aromaterapi
Kami kadang kadang menggunakan alat difuser untuk menyebarkan aromaterapi ke seluruh ruangan untuk membantu menciptakan suasana tenang, nyaman dan rileks. Aroma yang digunakan berasal dari minyak atsiri (essential oil) yaitu ekstrak murni tumbuhan tertentu.

7. Musik
Kami menggunakan latar belakang musik instrumental (tanpa vokal), ada yang melodis adapula yang ritmis

Demikian penjabaran kelas Yoga Prenatal. Apabila ada keberatan Anda mengenai bagian dari latihan atau situasi kelas seperti yang dijabarkan di atas, Anda dapat meminta kelas privat dan menghilangkan bagian yang Anda merasa tidak perlukan atau tidak Anda inginkan.  Contoh: Bisa jadi Anda tidak suka dengan musik atau tidak memperbolehkan adanya musik, maka Anda bisa meminta kelas privat yang dilakukan tanpa musik.

0 Comments

Mengapa Perlu Mengusahakan Alami (2)

10/4/2017

0 Comments

 
Selain alasan alasan untuk mengusahakan persalinan pervaginam, ada tambahan juga untuk mengusahakan agar spontan alami. Yang dimaksud alami adalah meminimalisir intervensi medis jika tidak ada indikasi harus dilakukan intervensi (selain operasi), seperti induksi dengan aneka metoda, infus, penghilang rasa sakit (epidural), episiotomi, kristeller.
 
1. Menunggu kontraksi datang secara alami (tidak mempercepat dengan induksi, atau terminasi dengan operasi) jika tidak ada indikasi komplikasi
 
Proses matangnya paru paru dan otak bayi terjadi di akhir kehamilan, yang menurut ACOG adalah sekitar usia kandungan 39 minggu hingga hampir 41 minggu[1]. Perhatikan bahwa matangnya organ ini memiliki rentang, jadi waktu matangnya bisa berbeda satu bayi dan bayi yang lain. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah penilaian terhadap usia kandungan seorang ibu juga memiliki rentang galat (bisa jadi di dokter A perhitungannya 38 minggu dan di dokter B 39 minggu, tergantung akurasi alat USG dan akurasi informasi Ibu mengenai HPHT). Ketidakpastian inilah yang menjadi alasan lebih baik kita menentukan kapan yang disebut dengan akhir kehamilan, berdasarkan tanda dari alam, yaitu kontraksi spontan.
 
Bayi yang dilahirkan melalui persalinan elective caesarean (sebelum 39 minggu) memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami (paru paru basah).
 
Dalam hal perkembangan otak, sebuah penelitian menyatakan bahwa umur kandungan saat bayi dilahirkan (gestational age) berhubungan dengan kecerdasan anak. Lingkungan dalam rahim memberikan dukungan optimal pada perkembangan otak, dan ini bisa terganggu apabila anak anak dilahirkan lebih awal dari yang seharusnya[2].
 
2. Menjaga orkestra hormon berjalan dengan lancar: Tidak memasukkan zat dari luar yang bisa mengintervensi kerja hormon, seperti induksi, menjaga mood dan perasaan Ibu.
 
Dalam proses persalinan, terjadi orkestra hormon, yaitu kerja berbagai jenis hormon yang diproduksi alamiah oleh tubuh untuk mendukung proses persalinan. Hormon hormon ini ada yang bekerja sama sinergis, maupun antagonis (berlawanan). Munculnya hormon hormon ini pun terjadi di waktu yang berbeda beda, muncul tepat saat dibutuhkan. Ada pula hormon tertentu yang munculnya distimulasi hormon lainnya. Selain hormon, yang berperan penting adalah reseptor (penerima) hormon. Hormon dan reseptornya bekerja seperti 2 keping puzzle yang saling cocok. Adapula hormon yang memang berperan untuk memfasilitasi munculnya reseptor bagi hormon yang lain, misalnya estrogen yang meningkat menyebabkan reseptor hormon oksitosin meningkat dan semakin sensitif.
 
Secara umum, keseluruhan hormon saling berhubungan. Gangguan atau intervensi pada kerja hormon, akan membuat kealamiahan kerja hormon pun menjadi terganggu. Sebagai contoh, pemberian hormon oksitosin sintetis untuk mempercepat persalinan (disebut dengan induksi). Oksitosin alami bekerja melalui mekanisme Fergusson Reflex, dikeluarkan berkala, sehingga kontraksi dialami berkala, dalam frekuensi tertentu, durasi tertentu, kemudian frekuensi semakin merapat. Sedangkan oksitosin sintetis, pemberiannya dilakukan melalui infus, sehingga konsentrasi hormon masuk terjadi terus menerus. Pada kontraksi alami, oksitosin bekerja dalam harmoni dengan beta endorfin (hormon pereda nyeri), oksitosin  yang meningkat memberi pesan agar endorfin dikeluarkan. Sebaliknya keberadaan endorfin meregulasi oksitosin. Hubungan ini tidak terjadi dengan oksitosin sintetis, bahkan oksitosin sintetis bisa menghambat beta endorfin. Maka, proses induksi dengan oksitosin sintetis dikenal lebih menyakitkan.
 
Singkatnya, interupsi dari luar terhadap persalinan bisa mengakibatkan orkestra hormon tidak dapat menghasilkan ‘harmoni’ yang diharapkan. Persalinan yang terhambat ini akan mengundang tindakan tindakan yang lain, sehingga pengalaman menjadi semakin tidak menyenangkan bagi Ibu.
 
3. Persalinan alami mempermudah kelancaran proses menyusui
 
Kelancaran proses menyusui ini berhubungan juga dengan orkestra hormon. Saat proses persalinan, hormon oksitosin dihasilkan untuk membuat rahim berkontraksi. Seiring dengan semakin kuatnya kontraksi, hormon endorfin (hormon pereda rasa sakit)dihasilkan. Level endorfin yang tinggi membantu Ibu untuk mampu menahan rasa sakit, dan membantu Ibu untuk lebih fokus pada instingnya. Ketika bayi semakin turun, katekolamin dihasilkan. Katekolamin berperan dalam refleks mengeluarkan bayi, menjadi untuk Ibu, juga untuk bayi, sehingga hasilnya adalah ibu yang masih bersemangat dan bayi yang aktif. Ibu yang antusias dan bayi yang aktif sangat penting untuk inisiasi menyusu. Intervensi seperti induksi bisa mengganggu kealamiahan kerja hormon dan bisa menurunkan kesempatan menyusui dan menghambat sinergi dengan hormon prolaktin, yaitu yang memproduksi air susu[3].
 
Selain itu, dalam sebuah penelitian, Ibu yang diberi induksi oksitosin dan dikombinasikan dengan epidural mengalami kondisi level hormon oksitosin yang rendah saat menyusui.  Secara umum, jumlah oksitosin sintetis yang diberikan selama persalinan memiliki korelasi negatif dengan level oksitosin sekitar 2 hari setelah persalinan[4]. 
 
Selain induksi dan epidural, secara umum banyak tindakan medis memberi tambahan ketidaknyamanan pada Ibu. Padahal, kondisi nyaman dan bahagia bagi ibu adalah syarat orkestra hormon berjalan dengan lancar.
 
4. Trauma Persalinan bagi Ibu dan Bayi
 
Trauma persalinan, ada yang bersifat fisik, ada yang bersifat psikologis, yang bisa dialami oleh ibu maupun bayi. Kata “trauma” dalam dunia persalinan medis, memiliki asosiasi trauma fisik. Beberapa contoh intervensi yang berisiko memberikan trauma fisik misalnya forcep, vakum, dan kristeller.
Adapun trauma psikologis bagi ibu, atau disebut Traumatic Childbirth, adalah situasi di mana Ibu mengalami tekanan psikologis akibat cedera yang Ibu atau bayi alami, atau rasa sakit atau kesedihan mendalam, yang menimbulkan efek psikologis dan/ atau fisik yang berkepanjangan.[5] Beberapa efek psikologisnya antara lain PTSD, dan hilangnya bonding dengan anak.
 
Otto Rank, seorang psikoanalis menyebutkan bahwa semua manusia mengalami trauma dari proses dia dilahirkan melalui mekanisme yang sulit dihindari, yaitu pemisahan secara fisik dan psikis dari ibu. Rank mempercayai bahwa momen kelahiran,yaitu perpindahan lingkungan menuju situasi yang tidak menyenangkan akibat proses kelahiran, adalah pengalaman kecemasan pertama yang dialami manusia. Pengalaman ini, menjadi fondasi dari segala kecemasan yang akan dialami sepanjang hidup manusia[6]. Jadi bisa disimpulkan, segala kejadian yang tidak menyenangkan yang dialami Ibu dan bayi, akan berpotensi menimbulkan trauma.
 
William Emerson, seorang psikolog perinatal, menyatakan dari beberapa studi, ada 30% ibu mengalami trauma persalinan  dan hingga 18% mengalami PTSD pertama setelah persalinan. Beberapa peneliti menemukan bahwa antara 30-90% bayi mengalami trauma larena proses kelahirannya, dan penyebabnya antara lain aneka intervensi medis. [7]
 
Membiarkan proses persalinan apa adanya, menghindari segala tindakan yang tidak menyenangkan memberikan dukungan emosional terbaik kepada Ibu, adalah cara untuk menjadikan proses transisi bagi Ibu dan bayi selembut mungkin. Bayi yang lahir dengan minim trauma, diharapkan akan tumbuh dengan jiwa yang lebih sehat. Intervensi medis diharapkan hanya dilakukan jika manfaatnya lebih besar daripada risikonya, misalnya pada situasi di mana Ibu mengalami penyulit yang membuat proses alaminya terhambat sehingga risiko trauma justru meningkat pada kondisi dengan penyulit ini.
 
 
 
[1]http://www.acog.org/About-ACOG/News-Room/News-Releases/2013/Ob-Gyns-Redefine-Meaning-of-Term-Pregnancy
 
[2] https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3408682/  
 
[3] http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1595228/
 
[4]http://scholarship.claremont.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=1112&context=scripps_theses
 
[5] https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3950773/
 
[6] https://www.psychologytoday.com/blog/the-trauma-addiction-connection/201109/are-we-born-trauma
 
[7] http://emersonbirthrx.com/wp-content/uploads/2011/01/2010SpringCranialWave.pdf​

0 Comments

October 04th, 2017

10/4/2017

0 Comments

 
0 Comments
<<Previous

    Author

    Rika Widjono

    Picture
    A servant of Allah, Doula, Childbirth Educator, Prenatal Yoga

    ARSIP

    January 2021
    June 2020
    February 2020
    May 2019
    October 2018
    November 2017
    October 2017

    KATEGORI

    All
    Gentle Birth
    Kelahiran Dan Persalinan

    RSS Feed

Powered by Create your own unique website with customizable templates.
  • HOME
  • BLOG
    • Kehamilan & Persalinan
    • Pengasuhan & Keluarga
    • BerOpini
  • Tentang Saya
  • PELAYANAN PRE & POSTNATAL
    • Pendampingan Persalinan (Doula)
    • Prenatal Yoga
    • KELAS Prenatal AMANI Birth
    • Hypnobirthing
    • Dokumentasi Persalinan
  • Kontak
  • LAPAK